Pemanasan global adalah masalah utama yang menjadi momok bagi
perkembangan dan kesehatan dunia yang sedang kita naungi. Kemajuan
industri dan teknologi ternyata membuat alam semakin rapuh, karena
sumber daya alam yang selama ini menjadi penunjang terhadap kemajuan
teknologi dunia perlahan namun pasti sudah rusak dan hilang.
Hutan yang dahulu sangat lebat dan subur sehingga bisa menjadi
penopang semua polusi kini sudah mulai rusak. Kerusakan terjadi akibat
penebangan liar, di jadikan lahan pertanian atau pun penggalian barang
tambang dengan meninggalkan lubang menganga dan kerusakan alam yang
dibuat setelahnya. Selain itu industrialisasi serta gas buang bahan
bakar kendaraan yang besar menyebabkan polusi yang naik ke atmosfir.
Hal ini menyebabkan terjadinya efek pemanasan global
yang membuat suhu bumi semakin panas. Kandungan bahan seperti uap air,
karbon dioksida, sulfur dioksida dan metana yang berada dalam atmosfir,
menyebabkan panas dari matahari yang di serap bumi tidak mampu terurai
di atmosfir karena terhalang oleh zat-zat tadi sehingga bumi pun semakin
panas tiap waktunya. Iklim tidak lagi teratur dan cuaca menjadi sangat
panjang yang akhirnya menyebabkan siklus pertanian yang tergantung pada
cuaca menjadi ikut tidak menentu.
Selain itu efek pemanasan global juga akan membuat naiknya air
laut yang menyebabkan daerah yang rendah seperti Belanda dan Bangladesh
sedikit demi sedikit terendam daerah pantainya akibat abrasi. Gangguan
ekologi yang terjadi pada hewan dan tumbuhan akibat alam tempat mereka
diami sedikit demi sedikit mengalami penyusutan. Terjadinya berbagai
penyakit dan instabilitas yang langsung terjadi kepada manusia seperti
kelaparan akibat lahan pertanian tidak lagi bisa menjadi tumpuan.
Untuk meminimalisir terjadinya efek pemanasan global maka
perlu rasanya untuk mengurangi pemakaian bahan bakar fosil yang selalu
menjadi salah satu penyumbang terbesar pemanasan global. Pengguanaan
bahan bakar dan kendaraan yang lebih ramah lingkungan namun dengan harga
yang lebih murah rasanya perlu untuk di lakukan. Yang kedua adalah
mengurangi karbon di oksida di udara dengan cara tetap mempertahankan
fungsi asli hutan sebagai paru-paru dunia.
Hubungan Efek Rumah Kaca, Pemanasan Global dan Perubahan Iklim
Secara
alamiah sinar matahari yang masuk ke bumi, sebagian akan dipantulkan
kembali oleh permukaan bumi ke angkasa. Sebagian sinar matahari yang
dipantulkan itu akan diserap oleh gas-gas di atmosfer yang menyelimuti
bumi –disebut gas rumah kaca, sehingga sinar tersebut terperangkap dalam
bumi. Peristiwa ini dikenal dengan efek rumah kaca (ERK) karena
peristiwanya sama dengan rumah kaca, dimana panas yang masuk akan
terperangkap di dalamnya, tidak dapat menembus ke luar kaca, sehingga
dapat menghangatkan seisi rumah kaca tersebut.
Peristiwa
alam ini menyebabkan bumi menjadi hangat dan layak ditempati manusia,
karena jika tidak ada ERK maka suhu permukaan bumi akan 33 derajat
Celcius lebih dingin. Gas Rumah Kaca (GRK) seperti CO2 (Karbon dioksida),CH4(Metan) dan N2O (Nitrous Oksida), HFCs (Hydrofluorocarbons), PFCs (Perfluorocarbons) and SF6
(Sulphur hexafluoride) yang berada di atmosfer dihasilkan dari berbagai
kegiatan manusia terutama yang berhubungan dengan pembakaran bahan
bakar fosil (minyak, gas, dan batubara) seperti pada pembangkitan tenaga
listrik, kendaraan bermotor, AC, komputer, memasak. Selain itu GRK juga
dihasilkan dari pembakaran dan penggundulan hutan serta aktivitas
pertanian dan peternakan. GRK yang dihasilkan dari kegiatan tersebut,
seperti karbondioksida, metana, dan nitroksida, menyebabkan meningkatnya
konsentrasi GRK di atmosfer.
Berubahnya
komposisi GRK di atmosfer, yaitu meningkatnya konsentrasi GRK secara
global akibat kegiatan manusia menyebabkan sinar matahari yang
dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa, sebagian besar
terperangkap di dalam bumi akibat terhambat oleh GRK tadi. Meningkatnya
jumlah emisi GRK di atmosfer pada akhirnya menyebabkan meningkatnya suhu
rata-rata permukaan bumi, yang kemudian dikenal dengan Pemanasan
Global.
Sinar
matahari yang tidak terserap permukaan bumi akan dipantulkan kembali
dari permukaan bumi ke angkasa. Setelah dipantulkan kembali berubah
menjadi gelombang panjang yang berupa energi panas. Namun sebagian dari
energi panas tersebut tidak dapat menembus kembali atau lolos keluar ke
angkasa, karena lapisan gas-gas atmosfer sudah terganggu komposisinya.
Akibatnya energi panas yang seharusnya lepas keangkasa (stratosfer)
menjadi terpancar kembali ke permukaan bumi (troposfer) atau adanya
energi panas tambahan kembali lagi ke bumi dalam kurun waktu yang cukup
lama, sehingga lebih dari dari kondisi normal, inilah efek rumah kaca
berlebihan karena komposisi lapisan gas rumah kaca di atmosfer
terganggu, akibatnya memicu naiknya suhu rata-rata dipermukaan bumi maka
terjadilah pemanasan global. Karena suhu adalah salah satu parameter
dari iklim dengan begitu berpengaruh pada iklim bumi, terjadilah
perubahan iklim secara global.
No comments:
Post a Comment